7 Aralık 2011 Çarşamba

Kepada Abi Yang Terhormat Di Tempat

Kata Shanda, "Cewek sama cowok itu beda, Vik. Kalo mereka mikir tu pake logika. Kita dah kodratnya aja mikir pake hati". Saya memang sudah berkali2 mendengar kalimat seperti itu. Tapi baru pada saat itu Saya benar2 berfikir bahwa "Sudah saatnya Saya berhenti menggunakan hati ini terlalu dalam. Ehm, untuk Kamu".

Sekali lagi, tanpa Kamu sadari Kamu sudah melukai hati yg Saya punya, satu-satunya. Saya pun hampir menangis. Hampir. Secepat itukah Kamu melepas Saya? Saya sih sebelumnya memang sudah mikir Kamu akan melepas Saya, tapi Saya nggak mikir secepat ini Kamu melepas Saya. Toh memang Kita tidak punya sebuah ikatan.

Semalam Tysha tanya sama Saya "Lo mau maen2 doank apa move on? Kalo lo mau move on, yg kayak gini dilupain. Soalnya kalo nggak, lo nggak bakal maju". It means Saya memang harus nglupain Kamu, bagaimanapun caranya yang Saya sendiri nggak tau kapan Saya bisa full lupain perasaan Saya ke Kamu seutuhnya.

Tapi kalo boleh jujur, sampe sekarang Saya nggak punya rencana seperti apa untuk melupakan apa saja yang sudah terjadi antara Saya dan Kamu. Kata Aji Abi, "kalo ngalir gitu aja malah lebih susah, Vik. Kita musti pinter2 ngontrol hati dan perasaan", itu yang Dia bilang waktu Dia sharing sama Saya tentang mantannya. Jadi Abi yang terhormat, mungkin secara nggak langsung pun, selain Kamu yg nggak sadar sudah melukai Saya, secara nggak sadar pula Kamu juga membantu Saya untuk melupakan Kamu dengan cara cepat2 melepas Saya.

Apapun itu, benar atau tidaknya itu, Saya terimakasih sama Kamu. Mungkin disini segalanya tentang Kamu akan Saya akhiri. Kalo Kamu bikin cerita baru terhadap Saya? Saya nggak tau, akan tulis lagi atau tidak. Akan senang seperti biasanya atau akan biasa saja. Semoga Saya benar2 bisa menjadikan hubungan Kita menjadi semestinya, bukan seperti ini atau sebelumnya. Walaupun sebenarnya sekarangpun Saya belum siap untuk ikut melepas Kamu, Abi.

Eskisehir, 07 Desember 2011

Hiç yorum yok:

Yorum Gönder